Sunday, September 20, 2015

Warga Perbatasan RI-Malaysia Konsumsi Beras Oplosan

Rimanews - Masyarakat perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan maraknya beras oplosan yang diperjualbelikan di pasar-pasar maupun di tingkat distributor.

Sponsored
Bagaimana Meningkatkan Profit dan Merubah Bisnis dengan Big Data?

Yusnidar, seorang ibu rumah tangga di Jalan Pelabuhan Baru Nunukan, Sabtu (19/09/2015) menyatakan, selama ini terpaksa mengonsumsi beras oplosan karena tidak mengetahui isi dalam kemasan karung plastik bermerek beras lokal adalah beras campuran.

"Kita tidak tahu sama sekali kalau karung merek beras lokal itu berisi beras yang sudah bercampur. Jadi pikiran kita bahwa beras tersebut beras lokal asal Sulawesi (Selatan) juga," ujar dia.

Ia menyatakan, beras oplosan yakni beras lokal asal Sulsel dicampur dengan beras merek bernas asal Malaysia yang diduga kuat dilakukan oknum distributor dengan tujuan untuk meraup keuntungan lebih besar.

Sebab, beras asal Malaysia harganya lebih murah yakni Rp8.000 per kilogram sedangkan beras lokal (Sulsel) itu harganya mencapai Rp10.000-Rp12.000 per kg.

Namun, kata ibu rumah tangga yang mengaku telah beberapa kali kecolongan membeli beras oplosan itu, sampai sekarang tidak ada pengawasan apalagi tindakan tegas dari pemerintah daerah atau aparat hukum yang memiliki wewenang untuk bertindak.

Ia mencurigai, tindakan melanggar hukum yang dilakukan pengusaha beras di Kabupaten Nunukan terkesan dibiarkan tanpa ada teguran sehingga ulah yang sama semakin merajalela.

Hal yang sama dikemukakan, Marni, warga RT 18 Kelurahan Nunukan Timur bahwa dirinya juga seringkali mencurigai beras yang dikonsumsi selama ini hasil campuran karena warnanya belang-belang.

Marni menyebutkan, setiap membeli beras lokal isinya terdiri dari warna yakni putih bening dan putih kusam tetapi bentuknya sama. Ia curiga, beras putih bening itu berasal dari Malaysia dan putih kusam produksi Sulsel.

Source:

http://ift.tt/1Mk4SaD



The Late News from http://ift.tt/1lKsLeW